Thursday, July 14, 2016

Buka Puasa Bersama Warga Waseda

Assalamualaikum wr.wb. Warga Waseda ceria
Konnichiwa

Tak terasa kita telah memasuki Bulan Suci Ramadhan 1437 H. Dalam rangka mengisi bulan suci ini, PPI Waseda menyelenggarakan kegiatan buka puasa bersama dengan mengundang seluruh mahasiswa asing di Waseda, baik yang muslim maupun non muslim. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya pada saat Bulan Ramadhan karena pada bulan ini biasanya masyarakat Indonesia akan mengisinya dengan berbagai macam kegiatan dan acara yang tidak diselenggarakan pada bulan-bulan lainnya, seperti pasar takjil dadakan dan sholat taraweh yang dilaksanakan setiap hari sehingga masjid menjadi ramai dengan kegiatan ibadah. Perayaan Hari Raya Idul Fitri atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Lebaran", biasanya identik dengan baju baru, ketupat, makanan khas lebaran dan kue kering Lebaran. Dan tidak ketinggalan prosesi bermaaf  - maafan atau "sungkeman" sebagai puncak dari acara lebaran. Oh ya jangan lupa nih, budaya pulang kampung yang juga membawa keistimewaan sendiri dari acara Lebaran.

Semua  keistimawaan bulan Ramadhan dan Lebaran inilah yang dikemas oleh PPI Waseda dengan apik dan diperkenalkan kepada mahasiwa asing melalui acara ini. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 16 Juni 2016 bertempat di Haraguchi Memorial Room, GSAPS, Waseda. Acara ini menarik perhatian kurang lebih 40 mahasiswa  asing, baik muslim maupun non muslim. Acara dimulai dengan pemutaran film berjudul Laskar Pelangi, film yang mengisahkan kehidupan sekelompok anak - anak di pulau Belitung pada masa kejayaan PN.Timah. Film tersebut dipilih karena dapat menggambarkan semangat menuntut ilmu dalam keterbatasan anak - anak Indonesia di pulau terpencil dengan latar belakang budaya Islam yang cukup kental. Film tersebut juga menggambarkan keindahan alam Indonesia khususnya pulau Belitung yang masih belum banyak dikenal oleh masyarakat internasional.


Dokumentasi PPI WASEDA

Selain itu, juga ditampilkan cuplikan iklan yang khas Ramadhan dengan penjelasan yang cukup humoris. Dan untuk melengkapi acara buka puasa bersama, pada saat Adzan Maghrib telah tersedia cemilan khas Indonesia dan teh manis hangat (teh khas Indonesia, tentunya). Beberapa cemilan khas Ramadhan seperti kurma, keripik tempe, keripik singkong makicih, lapis legit,  kue nastar, lapis Surabaya, dan kacang yang dapat mengantarkan perkenalan mengenai Indonesia dan juga sebagai pembuka puasa tentunya. Acara ini dirancang dengan konsep santai dalam kelompokkelompok kecil agar mahasiswa asing dan mahasiswa Indonesia dapat  berbaur dan berdiskusi dengan hangat. Pertanyaan dan obrolan mengenai bagaimana budaya Indonesia, apa itu Islam, serta pertanyaan mengenai makanan khas yang terhidang membuat acara berjalan dengan baik dan penuh kekeluargaan.


Dokumentasi PPI WASEDA

Acara - acara seperti ini perlu untuk diadakan dengan rutin sehingga Indonesia yang kaya dengan budaya dan keragamannya akan semakin dikenal oleh mahasiswa dan non mahasiswa asing. Tak Kenal Maka Tak Sayang. Peribahasa itulah yang membuat wajahwajah penuh senyum mahasiswa PPI Waseda selalu bersemangat memperkenalkan Indonesia dan dengan bangga memperkenalkan diri. Watashiwa Indonesiajin desu.


Dokumentasi PPI WASEDA


Oleh: Anisah Alfada 

Thursday, July 7, 2016

Jalan - Jalan ke Sekitar Gunung Fuji!




Blog post kali ini mengenai sebuah tamasya pergi ke sekitar Gunung Fuji pada musim dingin bersama dengan pelajar internasional lain! Dirangkai oleh Waseda Hoshien (salah satu divisi Waseda) 50% bea transportasi, akomodasi, dan konsumsi disubdisi oleh Waseda. Saya yakin tidak asing bagi teman-teman nikmatnya enak di dompet disertai enaknya jalan-jalan.

Tidak hanya nyaman di dompet, tamasya di Jepang sungguh nyaman di mata. Banyak pelajar Indonesia bermimpi bisa mengalami ragamnya empat musim, terutama musim dingin yang amat sering dikaitkan dengan turunnya kristal salju. Berbeda dengan di Indonesia yang hanya panas sepanjang tahun, Jepang adalah salah satu negara terdekat di mana kita dapat mengalami kontras dingin yang jarang kita alami, melihat alam terbentang luas yang diwarnai putih salju, menggenggam remah-remah putih halus yang disapa salju itu.
Dalam rangkaian tamasya 3 hari ini, hari pertama kita berangkat dari Tokyo, Waseda ke Odawara untuk melihat Odawara Castle yang merupakan peninggalan jaman perang Jepang zaman dahulu.


Odawara Castle


Mengingat ini situs peninggalan zaman perang, di dekat kastil inipun terdapat museum baju pelindung asli samurai Jepang dahulu, diikuti sebuah toko oleh-oleh bagi para turis maupun orang mancanegara penggemar kebudayaan samurai. Tidak hanya melihat dan berbelanja, terdapat pula aktivitas mencoba dan mengenakan baju pelindung samurai lengkap dengan helm khasnya. Sebaliknya bagi kaum wanita, tersedia kimono dan aksesoris menggambarkan putri bangsawan Jepang zaman dahulu. 
Setelah mengenakan baik baju pelindung samurai ataupun putri bangsawan Jepang dan berpose bersama, kami melanjutkan rangkaian acara kami ke museum alam terbuka di Hakone. Apakah para pembaca pernah dengar apa itu museum alam terbuka? Wajar apabila belum pernah, saya rasa museum macam ini tidak ada di Indonesia. Museum alam terbuka Hakone adalah museum seni pelbagai jenis dari arsitektur, patung, labirin, lukisan, dan berbagai seni abstrak lainnya yang disebar ke seluruh area 70000 meter persegi museum alam terbuka ini.


The Tower of the Symphony of Happiness


Berjalan menyusuri lapangan terbuka ini dan menikmati seni satu per satu dalam rupa mereka yang diselimuti ekologi disekeliling mereka merupakan sebuah pengalaman artistik yang fenomenal. Setelah sekitar 2 jam menjelajahi dunia seni ini, kamipun bersama-sama melanjutkan perjalanan ke tempat peristirahatan kami. Beristirahat menyambut hari kedua yang dipenuhi kinerja fisik dan salju yang sudah saya nanti-nantikan. 




Seusai sarapan pagi, kami masing-masing langsung mengenakan pakaian dingin kami dan berangkat ke dataran tinggi dekat Gunung Fuji. Berbeda jauh dengan tempat peristirahatan kami, daerah ini putih diselimuti salju, temperaturpun jatuh. Kamipun memulai hiking kita ke dataran yang lebih tinggi, di mana dari tempat itu kita akan melakukan saru boarding(nama jenis snow boarding khusus rangkaian acara kita) di mana seseorang akan meluncur ke bawah dengan badannya dan papan selancar melalui rute yang telah dirangkai sebelumnya. Hal ini lebih mudah dibayangkan bila dibandingkan dengan pengalaman pergi ke water boom di mana banyak terdapat selancar air. Akan tetapi, perbedaanpun tetap ada, di dalam saru boarding ini, kita dapat mengatur seberapa cepat kita melaju serta gaya selancarnya pula. Pengalamanku pribadi, dikarenakan berselancar kecepatan tinggi, di akhir rute selancar saya pertama kali merasakan sensasi terbang di udara, sebelum kembali jatuh ke dalam salju.

Permainan inipun kami ulangi dan ulangi dengan gaya dan kecepatan yang berbeda, ditambah pula variasi dengan berselancar berbarengan seperti kereta(di mana kecepatanpun semakin bertambah). 3 Jam berlalu kita bermain saru boarding ini, dan dengan lelah kita melakukan hike terakhir kembali ke atas, menyantap sup jagung hangat di atas padang salju. Kegiatanpun belum usai dengan menyantap makan siang, kita melanjutkan berbagai games yang telah dirangkai, dan menghabiskan waktu bermain perang bola salju dan membuat manusia salju hingga matahari mulai terbenam.

Demikianlah hari-hari acara tamasya ini berlalu. Pada hari ketiga, kamipun memulai perjalanan kami kembali ke Tokyo, membawa lelah, sukacita, dan kenangan indah kembali ke kota. Bagaimana dengan kalian? Ingin merasakan sensasi jalan-jalan dan bermain salju untuk pertama kalinya? Tidak perlu jauh-jauh pergi ke negara-negara Barat, di Jepangpun bisa. Sampai jumpa di blog post selanjutnya!

Oleh: Steen Cahya Limuel

Monday, July 4, 2016

Kuma FC @Tokodai Cup 2016


KUMA FC (Tim Perwakilan PPI WASEDA)
Bertanding di TOKODAI CUP 2016

Pada tanggal 5 Mei 2016, warga Waseda mengikuti “TOKODAI CUP 2016”, yaitu kegiatan turnamen futsal tahunan untuk mahasiswa Indonesia di daerah Kanto dan sekitarnya yang diadakan di Tokyo Institute of Technology (Tokodai). Sekitar 10 pemain wakil dari PPI Waseda membentuk tim dengan nama “Kuma FC”. Kami semua bukan pemain futsal yang handal, jadi tujuan kami mengikuti turnamen ini hanya untuk berolahraga dan have fun antar sesama warga Indonesia.

Berhubungan di Waseda tidak ada lapangan yg bisa digunakan dengan bebas, kami berlatih hanya sekali di Tokodai, sparring melawan tim-tim lain yang juga akan berpartisipasi di Tokodai Cup 2016. Bukan latihan serius sih, hanya sparring saja, tidak ada strategi khusus, karena menurut kami turnamen ini hanya “for fun”.



Dokumentasi PPI WASEDA

Setelah sekitar seminggu berlatih, dimulailah turnamen yang telah dinanti-nantikan ini. Kami berkumpul di lokasi sekitar pukul 9 pagi bersama dengan peserta lainnya. Rangkaian acara dimulai dengan acara pembukaan sebelum pertandingan resmi dimulai pada jam 10. Lalu setelah milihat jadwal, ternyata kami akan langsung bermain. “Alrightt, let’s do this!” pikirku. Lalu pertandingan dimulai. Setelah sekitar 3 menit, Andre – siswa Tokyo Denki University yang berhasil aku rekrut ke Kuma FC, mencetak gol ke gawang lawan. “Wah akhirnya kutukan telur kita pecah” pikirku, karena tahun lalu kita tidak mencetak gol sama sekali selama turnamen di Tokodai Cup 2015 (malu banget). “Tapi kan yang ngegolin bukan anak waseda, jadi belum pecah nih” kata si Ruben. Wah benar juga sih, berarti kami masih harus kerja keras lagi di turnamen ini. “Priit” pertandingan selesai dengan kemenangan Kuma FC 3-1 hasil Hat-Trick dari si Andre.

Setelah beberapa lama, kita bermain lagi melawan NDA, sekolah militer, dan seperti biasa karena si Andre memang lebih handal dari pemain Kuma FC lainnya, kita menang dengan skor 2-1, lagi-lagi kedua gol ini dicetak oleh diaAndre. Senang sih menang, tapi kami blom puas karena pamain Waseda blom ada yang mencetak gol. Lalu di game selanjutnya, kami melawan SRIT FC, tim yang menjadi favorit untuk menjuarai turnamen ini, dan as expected kita kalah cukup jauh dengan skor 1-5. Game selanjutnya adalah melawan Chiba FC, game terakhir di babak grup. “Oke, di game ini aku akan mencetak gol” pikirku. Pertandingan dimulai dan seperti biasa si Andre mencetak gol sehingga kedudukan 1-0 untuk Kuma FC.



Dokumentasi PPI WASEDA

Sesaat sebelum babak pertama berakhir, kami menyerang dengan cukup baik dan mendapatkan kesempatan corner kick. Lalu Ruben mengambil ancang-ancang untuk corner kick, bola diumpankan ke arah depan gawang, lalu aku menyepaknya dengan kaki kanan dan “GOOOOOOOOLLLLLLLLLLLL”. Akhirnya gol pertama oleh warga waseda setelah 2 tahun semenjak terakhir warga Waseda Indonesia mencetak Gol tingkat regional. Dan babak pertama berakhir dengan kepuasan luar biasa oleh Kuma FC yang berhasil memecahkan telor. Pertandingan selesai dengan skor 3-0 untuk Kuma FC dengan ekstra 1 gol lagi oleh Andre di babak kedua. Babak grup berakhir, dengan Kuma FC berada di peringkat teratas klasemen grup, siap untuk melaju ke semi final melawan Keladi FC dari Sendai.

Pertandingan berlangsung sangat sengit dan selesai dengan skor 1-1, yang akan dilanjutkan ke penalty shootout. Beruntung kita memiliki kiper yang tangguh, yang berhasil mencegah 2 dari 3 penalti dari lawan, yang membuat kita menang penalti 2-1 (total skor 3-2) dan berlanjut ke babak final. “Luar biasa, dari awalnya hanya ingin have fun ehh masuk final” pikirku. Di babak final kita bertemu kembali dengan SRIT FC yang memang tak terkalahkan, dan kita kalah cukup jauh dengan skor 1-4, dah merekalah yang menjuarai turnamen tersebut. Selesai pertandingan, saatnya pembagian piala dan hadiah. Kami senang sekali bisa mendapat prestasi juara 2. Kami semua mendapat medali perak sebagai penghargaan, dan si Andre mendapat penghargaan top scorer serta MVP of the tournament. Benar-benar luar biasa teman kita satu ini, juga berkat dia kita bisa juara 2 (terima kasih, Andre).



Dokumentasi PPI WASEDA


Oleh: Michael Arianto

Keakraban Pelajar Indonesia di Universitas Waseda dalam Bulan Suci Ramadhan 1437 H


BUKA PUASA BERSAMA WARGA PPI WASEDA DI RAME – RAME RESTO, TOKYO

Buka puasa bersama kolega bisnis, kawan sepermainan ataupun bersama teman-teman semasa di bangku sekolah merupakan sebuah kebiasaan yang telah melekat erat pada masyarakat Indonesia ketika bulan Ramadhan tiba. Tak terkecuali dengan masyarakat Indonesia yang tengah menempuh studi di Waseda University, Jepang yang terkumpul di dalam wadah Persatuan Pelajar Indonesia di Universitas Waseda. 2 pekan lalu tepatnya tanggal 10 Juni 2016, PPI waseda bersama MUDAI (Komunitas Muslim Waseda) menggelar acara buka bersama bagi seluruh warga PPI Waseda yang diselenggarakan di Rame-Rame Resto, sebuah restoran di daerah Tokyo yang dimiliki oleh orang Indonesia, yang menyediakan beraneka ragam menu masakan khas Indonesia. Tidak hanya menggelar acara makan bersama untuk berbuka puasa, pada kegiatan ini PPI Waseda-MUDAI juga mengundang ustadz dari Dompet Dhuafa yang tengah menjalani rangkaian kegiatan bertajuk CORDOFA (Corps Dai Dompet Dhuafa). CORDOFA ialah sebuah program yang bertujuan untuk mengirim dai-dai dari Indonesia untuk berdakwah di beberapa negara selama Bulan Ramadhan, dan Jepang adalah salah satu negara tujuan program tersebut. Maka beruntunglah kami pada saat itu, hingga kami bisa berdiskusi mengenai banyak hal dengan Ustadz dalam acara buka bersama ini. Dari mulai pemahaman zakat, ukhuwah islamiyah, lalu perspektif Islam mengenai interaksi sosial serta berbagai macam topik lainnya yang cukup bermanfaat bagi masyarakat muslim karena sangat bisa dijadikan bekal bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupan sehari-harinya di Jepang.



Sedang mendengarkan tausyiah dari Ustadz Alnof



Masakan khas Indonesia sebagai hidangan untuk berbuka, maknyuss!



Ustadz Alnof dari Dompet Dhuafa sedang memberikan tausyiah



Pemberian cinderamata (perwakilan dari PPI Waseda-MUDAI)



Foto bersama warga PPI Waseda


Semoga kesempatan menjalani ibadah puasa bulan suci Ramadhan di Jepang dapat membuat kita semua mampu mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran mengenai hakikat puasa yang tak hanya menahan haus dan lapar, namun juga memahami bahwa dengan berpuasa maka kita semua telah berlatih untuk menjadi insan yang taat dan patuh dalam melaksanakan seluruh perintah Allah dan meninggalkan berbagai macam kehendak dari diri kita yang selalu dipenuhi dengan nafsu syaithon, menjadi insan yang bertaqwa. Semoga panen berkah dalam hidup kita bisa kita rasakan dalam menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan ini.. Selamat berpuasa!

Oleh: Asep Sugih Nugraha