Sejak tahun 2005, ASEAN Festival telah menjadi acara tahunan yang dilaksanakan di Tokyo oleh AYNJ (ASEAN Youth Network in Japan).Acara rutin ini menjadi wadah konektivitas antar mahasiswa asing, serta sarana pertukaran budaya antar negara ASEAN. Tema yang diangkat dalam festival tahun ini adalah ASEANized, yang berarti semua orang bisa berbaur menjadi warga ASEAN dan berbagi sukacita yang sama meskipun berbeda asal dan budaya.
Tahun ini pada tanggal 30 Oktober 2016, ASEAN Festival diselenggarakan
dengan mengikutsertakan asosiasi-asosiasi mahasiswa dari tiap negara ASEAN
yaitu dari Indonesia (PPI-Kanto), Thailand (TSAJ), Kamboja (CSAJ), Filipina
(AFSJ), Laos (LSAJ), Malaysia (MSAJ), Myanmar (MYSA), Singapura (SSAJ), Vietnam (VYSA) dan Brunei Daurussalam. Festival tahun ini
bertempat di Heisei Plaza, Odaiba dengan jumlah pengunjung lebih dari 600 orang
(warga jepang dan asing yang berada di tokyo).
Masing-masing asosiasi mahasiswa
mempertunjukkan kekhasan budaya negaranya
melalui pertunjukan pakaian adat, tarian tradisional, serta makanan khas dari
masing-masing negara. Dalam kesempatan kali ini, Indonesia diwakili oleh 8
orang dari PPI WASEDA menampilkan pakaian adat dari Sumatera Barat, Bali, Jawa,
dan Nusa Tenggara. Salah satu
diantara perwakilan Indonesia yang ikut serta dalam pertunjukan pakaian tradisional kali ini berasal dari Korea Selatan.
Kyun Un Shin, mahasiswa Chonnam National University yang sedang mengikuti
program pertukaran pelajar di Chiba University. Shin yang saat itu memakai baju
adat yang sama dengan saya, yaitu pakaian adat daerah Minangkabau. Dia
menanyakan banyak hal tentang budaya Minang serta perbedaannya dengan daerah
lain. Indonesia yang kaya akan budaya memang sangat menarik untuk diceritakan
dan mengundang minat warga negara asing. Tidak hanya Shin, mahasiswa dari
negara ASEAN lainnya juga sangat antusias ketika melihat kami yang mengenakan
pakaian adat Indonesia, bertanya mengenai Indonesia dan sharing mengenai
kebudayaan mereka.
Di stand budaya, selain memamerkan batik, wayang, dan makanan juga
diramaikan dengan permainan angklung dengan membawakan lagu Gundhul Pacul. Pada
awalnya angklung dimainkan oleh mahasiswa Indonesia saja, namun tidak lama
kemudian para pengunjung berdatangan mengunjungi stand dan ikut memainkan
angklung. Antusias pengunjung menyemarakkan suasana stand saat itu. Bahkan
banyak yang tertarik untuk mempelajari budaya Indonesia lebih lanjut lagi.
Acara ini memberikan dampak yang sangat positif baik bagi mahasiswa
ASEAN maupun warga negara Jepang. Setiap negara memiliki identitas dan potensi
budayanya masing-masing. Namun, ketika keberagaman itu dipertemukan, akan memunculkan harmoni
dan kita bisa berbagi satu sama lain. Dengan diadakannya
acara seperti ini, merupakan kesempatan besar bagi kita semua warga ASEAN untuk
mengekspresikan keramahan, keindahan, dan keberagaman budaya dari masing-masing
negara dan sebagai ajang promosi budaya terhadap dunia Internasional. Kita juga
dapat lebih mengenal keberagaman budaya negara lain dan meningkatkan pengetahuan
tentang budaya.
Sebagai mahasiswa pertukaran yang baru bergabung di Waseda September
2016, saya
merasa sangat senang karena dapat mengambil peran dan bisa
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kali ini. Saya berharap acara
ini akan terus berlanjut untuk kedepannya dan bisa mempersatukan warga ASEAN
yang berada di Jepang. Unity in Diversity (^-^) Terima kasih PPI WASEDA.
Oleh: Selvi Elvawisa Cornelis
Exchange Student at Graduate School of Japanese Linguistic (GSJAL)
No comments:
Post a Comment