Wednesday, November 16, 2016

Pesona Indonesia di Ajang ASEAN Festival 2016

Sejak tahun 2005, ASEAN Festival telah menjadi acara tahunan yang dilaksanakan di Tokyo oleh AYNJ (ASEAN Youth Network in Japan).Acara rutin ini menjadi wadah konektivitas antar mahasiswa asing, serta sarana pertukaran budaya antar negara ASEAN. Tema yang diangkat dalam festival tahun ini adalah ASEANized, yang berarti semua orang bisa berbaur menjadi warga ASEAN dan berbagi sukacita yang sama meskipun berbeda asal dan budaya.

Tahun ini pada tanggal 30 Oktober 2016, ASEAN Festival diselenggarakan dengan mengikutsertakan asosiasi-asosiasi mahasiswa dari tiap negara ASEAN yaitu dari Indonesia (PPI-Kanto), Thailand (TSAJ), Kamboja (CSAJ), Filipina (AFSJ), Laos (LSAJ), Malaysia (MSAJ), Myanmar (MYSA), Singapura (SSAJ), Vietnam (VYSA) dan Brunei Daurussalam. Festival tahun ini bertempat di Heisei Plaza, Odaiba dengan jumlah pengunjung lebih dari 600 orang (warga jepang dan asing yang berada di tokyo).


Masing-masing asosiasi mahasiswa mempertunjukkan kekhasan budaya  negaranya melalui pertunjukan pakaian adat, tarian tradisional, serta makanan khas dari masing-masing negara. Dalam kesempatan kali ini, Indonesia diwakili oleh 8 orang dari PPI WASEDA menampilkan pakaian adat dari Sumatera Barat, Bali, Jawa, dan Nusa Tenggara. Salah satu diantara perwakilan Indonesia yang ikut serta dalam pertunjukan pakaian tradisional kali ini berasal dari Korea Selatan. Kyun Un Shin, mahasiswa Chonnam National University yang sedang mengikuti program pertukaran pelajar di Chiba University. Shin yang saat itu memakai baju adat yang sama dengan saya, yaitu pakaian adat daerah Minangkabau. Dia menanyakan banyak hal tentang budaya Minang serta perbedaannya dengan daerah lain. Indonesia yang kaya akan budaya memang sangat menarik untuk diceritakan dan mengundang minat warga negara asing. Tidak hanya Shin, mahasiswa dari negara ASEAN lainnya juga sangat antusias ketika melihat kami yang mengenakan pakaian adat Indonesia, bertanya mengenai Indonesia dan sharing mengenai kebudayaan mereka.


Di stand budaya, selain memamerkan batik, wayang, dan makanan juga diramaikan dengan permainan angklung dengan membawakan lagu Gundhul Pacul. Pada awalnya angklung dimainkan oleh mahasiswa Indonesia saja, namun tidak lama kemudian para pengunjung berdatangan mengunjungi stand dan ikut memainkan angklung. Antusias pengunjung menyemarakkan suasana stand saat itu. Bahkan banyak yang tertarik untuk mempelajari budaya Indonesia lebih lanjut lagi.
Acara ini memberikan dampak yang sangat positif baik bagi mahasiswa ASEAN maupun warga negara Jepang. Setiap negara memiliki identitas dan potensi budayanya masing-masing. Namun, ketika keberagaman itu dipertemukan, akan memunculkan harmoni dan kita bisa berbagi satu sama lain. Dengan diadakannya acara seperti ini, merupakan kesempatan besar bagi kita semua warga ASEAN untuk mengekspresikan keramahan, keindahan, dan keberagaman budaya dari masing-masing negara dan sebagai ajang promosi budaya terhadap dunia Internasional. Kita juga dapat lebih mengenal keberagaman budaya negara lain dan meningkatkan pengetahuan tentang budaya.


Sebagai mahasiswa pertukaran yang baru bergabung di Waseda September 2016, saya merasa sangat senang karena dapat mengambil peran dan bisa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kali ini. Saya berharap acara ini akan terus berlanjut untuk kedepannya dan bisa mempersatukan warga ASEAN yang berada di Jepang. Unity in Diversity (^-^) Terima kasih PPI WASEDA.

Oleh: Selvi Elvawisa Cornelis
Exchange Student at Graduate School of Japanese Linguistic (GSJAL)