Saya berangkat menuju Hokkaido dengan menggunakan
pesawat bersama dengan rombongan PPI dari wilayah Kanto (Daerah yang meliputi wilayah Tokyo dan
sekitarnya). Saat itu suhu Tokyo masih hangat karena masih dalam masa peralihan
ke musim gugur, tapi dengan letaknya di utara, saya membawa jaket untuk
persiapan suhu yang lebih dingin. Dugaan saya terbukti saat tiba di New Chitose
Airport, suhunya adalah 13 derajat celsius. Kemudian kami melanjutkan
perjalanan menuju pusat kota Sapporo untuk bertemu kawan-kawan Indonesia di
Hokkaido University. Datang ke Hokkaido saat musim panas mungkin tidak terlalu
populer, karena banyak atraksi di sana dilaksanakan saat musim dingin seperti
Yuki Matsuri (Snow Festival). Tapi, Hokkaido yang sejuk memberikan nuansa musim
panas yang berbeda,
kesejukan anginnya mengingatkan akan hembusan angin di Kintamani.
Untuk kawan-kawan
yang ingin tahu apa saja yang ditawarkan oleh Hokkaido sebenarnya bisa langsung
ke website pemerintah Hokkaido karena sangat lengkap. Tempat
yang saya kunjungi juga berdasar daftar resmi, yaitu Moerenuma Park yang ada di
pinggir kota. Taman yang memiliki keliling 4 km ini adalah bekas tempat
pembuangan akhir sampah yang kemudian disulap menjadi taman yang asri dengan
desain modern, tidak ada biaya masuk ke dalam taman ini dan kita bisa sepuasnya
menikmati taman rumput luas, gunung buatan dan atraksi air mancur, oh iya
sunset di sini sangat indah. Ada beberapa kawan yang berkunjung ke Furano,
tempat perkebunan bunga dan lavender yang terkenal, mereka sangat terkesan
dengan perawatan bunga di sana. Wajar saja jika mereka terkesan, dengan kondisi
yang keras di musim dingin, Hokkaido menjadi salah satu pusat teknologi
pertanian di Jepang. Para insinyur dan akademisi saling bahu-membahu untuk bisa
mengembangkan pertanian yang bisa bertahan di cuaca yang ekstrem.
Sekian dari saya, sampai berjumpa lain waktu!
Oleh: Gede Resnadiasa
(Mahasiswa master, Graduate School of Asia-Pacific Studies, Waseda University)
No comments:
Post a Comment